INI ADALAH PENGALAMANKU BERCERITA DENGAN WANITA FISIOTERAPI , DAN DIA MENCERITAKAN DENGAN SAJAK SAJAKNYA
SEMOGA BERMANFAAT GUYSS
“Apa sih profesi fisioterapis itu?”
Banyak orang yang masih belum
tahu tentang profesi ini. Lantas bagaimana denganmu, duhai pria yang kelak akan
menjadi suamiku? Apakah kau juga belum tahu apa itu profesi fisioterapis?
“Tukang pijat, ya?”
“Fisioterapis itu yang ada di tim
sepak bola, kan? Yang menangani para pemain ketika mereka cedera?”
Mungkin sebagian orang mengenal
fisoterapis seperti itu. Tapi tidak, aku bukan tukang pijat dan juga tidak
ingin menjadi fisioterapis dalam tim olahraga. Aku tidak ingin membuat kau,
pria yang kelak paling aku sayangi selain ayah dan kelak anak laki-laki aku,
cemburu. Aku akan menjadi fisioterapis klinis, seorang yang bekerja praktik di
rumah sakit atau klinik untuk menangani pasien yang mengalami gangguan fungsi
tubuh dan fungsi gerak.
Duhai pria yang kelak akan
menjadi suamiku, apakah pernah terbayang jika istrimu nanti adalah seorang
fisioterapis?
Istrimu akan berada di rumah
sakit atau klinik dari pagi hingga menjelang sore. Disana istrimu akan
menangani pasien dengan berbagai kondisi, dari mulai pasien dengan cedera otot
biasa hingga pasien pasca stroke. Dia akan menjadi orang yang sabar memberikan
terapi dan latihan-latihan kepada mereka.
Seorang fisioterapis adalah
seorang yang sangat tangguh dan sabar. Tidak percaya? Jika kau datang ke rumah
sakit atau klinik fisioterapi, coba perhatikan bagaimana fisioterapis bekerja.
Ketika ada pasien datang, fisioterapis akan menyambutnya dengan hangat,
menanyakan bagaimana kondisi pasien tersebut, apa yang dikeluhkan oleh pasien
tersebut, dan fisioterapis akan mendengarkan dengan sangat baik serta
mencatatnya sebagai diagnosa awal, sedikit tidak jauh berbeda dengan dokter
memang. Kemudian fisioterapis akan mulai memberikan terapi atau latihan-latihan
untuk membantu memulihkan kondisi pasien tersebut. Bisa kau bayangkan,
bagaimana dengan sabarnya Ia melatih pasien pasca stroke yang mungkin tidak
bisa berjalan atau sekadar menggerakkan anggota tubuhnya yang lemah karena
serangan stroke, bagaimana Ia memberi terapi pada pasien yang mengalami
gangguan-gangguan otot, bagaimana Ia memberi terapi pada anak-anak yang
membutuhkan.
Jika nanti semesta mempertemukan
aku denganmu, aku akan meminta izin padamu untuk menjadi fisioterapis. Ridha
suami, ridha pria yang menjadi imamku, sangatlah penting. Jika kau mengizinkan,
aku harap kau tidak cemburu atau marah karena profesi ini memang menuntutku
untuk berkontak langsung dengan pasien yang tentunya dengan maskud untuk
menolong bukan lainnya.
Lebih kurang 8 jam aku akan
berperan sebagai fisioterapis di tempat praktik dan sisanya aku akan berperan
sebagai istri dan ibu. Aku harap aku bisa berguna bagi banyak orang ketika aku
berperan menjadi seorang fisioterapis. Aku pun berharap aku bisa melaksanakan
peranku sebagai istri dan ibu dengan baik. Tak dapat dipungkiri, aku akan lebih
suka peranku sebagai istri dan ibu. Bagiku, kau dan anak-anak kita nanti
layaknya surga kecil di dunia ini. Membayangkannya saja sudah bisa membuat aku
senyum-senyum sendiri.
Sepertinya harus aku ralat,
peranku tidak hanya sebagai fisioterapis, istri, dan ibu. Di rumah nanti aku
akan menjadi koki, yang akan menyiapkan sajian di meja makan untukmu dan anak-anak
kita. Aku juga akan menjadi madrasah pertama
bagi anak-anak kita, aku akan menemani dan membimbing anak kita belajar dan
mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Aku juga akan menjadi teman konseling
anak-anak kita, mendengarkan cerita mereka, memberikan wejangan-wejangan sambil
sesekali menggodanya dengan candaan ringan. Aku juga akan menjadi kepala
kebersihan dan kesehatan, mengajarkan dan mencontohkan kebiasaan-kebiasaan
untuk bersih dan hidup sehat serta menjadi yang paling cerewet akan kesehatanmu
dan anak-anak kita. Bahkan, aku juga akan menjadi -sebut saja kepala binatu-
yang menyiapkan pakaian untukmu, untuk jagoan dan putri kecil kita.
Setiap akhir pekan kita juga akan
membuat jadwal untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak lupa, setiap sore hari
ataupun malam hari sepulang kita dari kesibukan kita, kita berkumpul di ruang
keluarga atau beranda rumah. Aku akan membawakan teh hangat dan kue-kue kecil
untuk menemani saat kita bercerita tentang hari yang telah kita lalui. Ya
kita, aku, kamu, dan anak-anak kita.
- - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar