Fisioterapi, Apa Bedanya dengan Tukang Pijat?
Menjadi seorang fisioterapis adalah menjadi tenaga kesehatan yang
rumit. Bukan men-judge bahwa fisioterapi adalah profesi di bidang
kesehatan dengan kesulitan yang tinggi, bukan. Namun
seorang fisioterapis mesti bisa profesional dalam bekerja, bukan
asal-asalan. Sama seperti tenaga kesehatan yang lain memang, pasien
datang dengan keluhan ini itu, diperiksa dengan pemeriksaan ini itu, dan
diterapi dengan terapi ini itu. Iya, dalam melakukan pemeriksaan,
seorang fisioterapis mesti holistik. Mesti memeriksa keseluruhan dari
apa yang dikeluhkan pasien. Dalam mendapatkan data anamnesa langsung
dari pasien pun, fisioterapis mestinya bisa menyaring mana
keluhan-keluhan yang mesti diperhatikan dan yang menjadi titik fokus
dari apa yang mesti dilakukan fisioterapi untuk mengurangi keluhan
pasien.
Kembali ke pemeriksaan, dalam hal ini, fisioterapis mesti menguasai
metode-metode pemeriksaan guna menemukan benang merah dari penyakit
pasien. Misalnya, ada pasien yang mengeluh nyeri di bahu. Bukan serta
merta terapis menyimpulkan bahwa ada pengapuran di tulang bahu, kekakuan
di otot bahu atau lainnya. Namun, meski menganalisa di bagian bahu
manakah yang mengalami kerusakan atau dimanakah titik yang menyebabkan
sakit dari pasien. Saya ingat sekali kata-kata yang pernah pembimbing
saya katakan. Bahwa menjadi seorang fisioterapis mesti kuat menganalisa
pasien baik itu analisa gerak, analisa postur dan yang berkaitan.
Sejatinya, dibutuhkan pengalaman yang tidak hanya sebulan-dua bulan
untuk bisa lebih expert dalam menentukan titik permasalahan dari keluhan
pasien. Pun, orang yang sudah berpuluh-puluh tahun bekerja sebagai
fisioterapis, bukan tidak mungkin masih terdapat kesalahan dalam
melakukan pemeriksaan, menentukan diagnosa fisioterapi dan melakukan
intervensi terapi. Pernah ada yang bilang ‘manusia tempat salah dan
lupa’ kan? Namun pastinya, semakin sering seorang fisioterapis menangani
pasien dengan kasus yang complicated, berbeda-beda, maka semakin mudah
menganalisa keluhan pasien dan menentukan terapi apa yang cocok dengan
masalah yang dirasakan pasien. Pengalaman adalah guru terbaik, bukan?
Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang melihat fungsional gerak manusia.
Mungkin, untuk orang yang sehat, sekedar mengangkat bahu, menggerakkan
kaki ke depan ke belakang adalah bukan masalah yang berarti. Tapi untuk
orang-orang yang mengalami gangguan gerak, kelemahan otot, gangguan
berjalan, apakah masih menjadi masalah yang tidak berarti? Jawabannya
jelas-jelas tidak. Perlu penanganan khusus untuk mengembalikan atau
paling tidak mengoptimalkan gerak fungsional dari pasien. Di sinilah
seorang fisioterapis berperan. Orang yang lama berbaring di bed dengan
keluhan tidak bisa bergerak atau takut menggerakkan kedua anggota
geraknya karena nyeri misalnya, lama kelamaan apabila itu terus saja
dibiarkan, maka akan timbul masalah-masalah baru. Seperti penurunan
endurance, dekubitus, pengecilan otot atau atrofi dan dampak dari tirah
baring lama lainnya. Maka, pasien dengan kondisi seperti ini, perlu
dengan segera diajarkan bergerak, miring kanan miring kiri di bed,
belajar duduk bahkan belajar berdiri dan berjalan. Untuk bisa melakukan
itu, tentu harus memiliki kekuatan otot yang mumpuni. Sekali lagi,
fisioterapis sangat berperan di sini, untuk mengembalikan kekuatan otot
tentunya.
Pernah saya mendengar bahwa fisioterapi itu sama saja dengan tukang
pijat, hanya supaya lebih keren saja sehingga disebut sebagai
fisioterapi. Statement ini jelas sekali salah, salah besar. Saya
melaknat orang-orang yang memiliki anggapan seperti ini. Pijat atau
massage adalah salah satu metode yang diberikan untuk terapi pasien. Ada
banyak sekali metode yang dipakai, bukan hanya pijat. PNF, bobath
misalnya. Perlu pendidikan yang sekali lagi saya tekankan, bukan hanya
satu dua bulan untuk bisa menguasai teknik tersebut, bahkan lebih dari
tiga tahun untuk seorang fisioterapis mampu benar-benar expert dalam
menerapkan metode yang saya sudah sebutkan di atas.
Maka adalah benar ketika ada orang bilang ‘exercise is a medicine’.
Satu-satunya cara untuk bisa beraktivitas dan menjaga kebugaran tubuh
adalah dengan lebih banyak bergerak. Keep active, keep moving. Sekian.
SUMBER : https://hasannuruddin.wordpress.com/2014/03/20/fisioterapi-apa-bedanya-dengan-tukang-pijat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar